FishBone Diagram
Fishbone diagram
(diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti tulang ikan) sering juga
disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram
diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari
Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools).
Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi
kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung
jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247).
Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih
mudah dilakukan jika masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan.
Manfaat fishbone diagram ini dapat menolong kita untuk menemukan akar
penyebab masalah secara user friendly, tools yang user
friendly disukai orang-orang di industri manufaktur di mana proses di
sana terkenal memiliki banyak ragam variabel yang berpotensi menyebabkan
munculnya permasalahan (Purba, 2008, para. 1–6).
Fishbone diagram
akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau
masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming.
Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup
manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori
mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Diagram
Fishbone adalah diagram yang berfungsi
untuk mengidentifikasi penyebab dari suatu masalah. Karena dari fungsinya
tersebut, diagram fishbone sering juga disebut Cause and Effect diagram. Didalam diagram fishbone penyebab biasanya
berupa suatu permasalahan yang akan diperbaiki dan permasalahan tersebut
ditempatkan pada “kepala ikan” . Penyebab dari masalah kemudian diletakkan
sepanjang “tulang”, dan diklasifikasikan ke dalam tipe berbeda sepanjang
cabang. Penyebab masalah berikutnya dapat ditempatkan disamping sisi cabang
berikutnya.
Pada bagian tulang ikan, ditulis
kategori-kategori yang bisa berpengaruh terhadap even tersebut.
Kategori
yang paling umum digunakan:
- Orang: Semua orang yang terlibat dari sebuah proses.
- Metode: Bagaimana proses itu dilakukan, kebutuhan yang spesifik dari poses itu, seperti prosedur, peraturan dll.
- Material: Semua material yang diperlukan untuk menjalankan proses seperti bahan dasar, pena, kertas dll.
- Mesin: Semua mesin, peralatan, komputer dll yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan.
- Pengukuran: Cara pengambilan data dari proses yang dipakai untuk menentukan kualitas proses.
- Lingkungan: Kondisi di sekitar tempat kerja, seperti suhu udara, tingkat kebisingan, kelembaban udara, dll.
Dari masing-masing kategori
tersebut, terus dikembangkan ke tahap yang lebih ditail.
Struktur umum diagram fishbone :
—
Tujuan utama dari diagram fishbone
adalah untuk menggambarkan secara grafik cara hubungan antara penyampaian akibat dan semua faktor yang berpengaruh pada
akibat ini. Fungsi utama dari diagram fishbone ini adalah:
—
Menentukan akar penyebab dari suatu
permasalahan
—
Fokus pada pokok persoalan yang
spesifik tanpa usaha untuk mengeluh dan diskusi yang tidak relevan.
—
Mengidentifikasi wilayah dimana ada kekurangan
A.
Pengenalan Diagram Fishbone
Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran
1915 di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Ia adalah
ilmuwan yang mengemukakan sebuah metode atau tool di dalam
meningkatkan kualitas. Metode ini dikenal dengan Diagram tulang ikan (Fishbone).
Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang
Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya
menghadap ke kanan. Diagram tulang ikan atau fishbone diagram disebut
dengan diagram Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Metode tersebut
awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data
verbal (non-numerical) atau data kualitatif. Dr.Ishikawa juga ditengarai
sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian
kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagram, control chart,
run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart,
dan flowchart.
Diagram ini akan menunjukkan sebuah
dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek
atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh
sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause
and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan
antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal,
diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor
penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh
faktor-faktor penyebab itu.
Diagram Fishbone (Tulang Ikan)
atau Cause and Effect (Sebab dan Akibat) Ishikawa telah menciptakan ide
cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang, kelompok, organisasi
atau perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya.
Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan
keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh suatu kelompok,
organisasi atau perusahaan. Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat
dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi.
Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan
pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan adanya diagram ini sangatlah
bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan masalah sampai
akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat bagi orang-orang yang masuk
dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah menggunakan diagram tulang ikan.
B. Penjelasan Diagram Fishbone
·
Analisis ini dimulai dengan masalah
yang harus diselidiki.
·
Masalah ini ditulis dalam bentuk pertanyaan di
sisi kanan halaman (kepala).
·
Panah atau kepala ikan, akan
mengarah ke pertanyaan di bawah pertimbangan.
·
Garis horizontal yang membagi kertas
menjadi dua adalah "tulang punggung" dari diagram tulang ikan.
·
Set berikutnya adalah tulang-tulang
kecil. Tulang-tulang ini merupakan kategori yang paling penting dari
faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab dasar. Nama-nama kategori ini
ditulis di sepanjang bagian atas dan bawah kertas, dengan panah miring menunjuk
kembali ketulang punggung serta terhadap kepala, sehingga membentuk suatu pola herringbone.
Cara menyusun Diagram Fishbone dalam
rangka mengidentifikasi penyebab suatu keadaan yang tidak diharap adalah
sebagai berikut:
1. Mulai dengan
pernyataan masalah-masalah utama penting dan mendesak untuk diselesaikan.
2. Tuliskan
pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakan akibat (effect).
Tulislah pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian gambarkan
tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkan pernyataan masalah itu dalam
kotak.
3. Tuliskan
faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi masalah kualitas
sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak. Faktor-faktor penyebab atau
kategori-kategori utama dapat dikembangkan melalui Stratifikasi ke dalam
pengelompokan dari faktor-faktor: manusia, mesin, peralatan, material, metode
kerja, lingkungan kerja, pengukuran, dll. Atau stratifikasi melalui
langkah-langkah aktual dalam proses. Faktor –faktor penyebab atau
kategori-kategori dapat dikembangkan melalui brainstorming.
Beberapa hal pokok yang perlu diingat dalam membuat isi dari diagram tulang
ikan adalah :
ü Perlu adanya partisipasi dari semua
anggota gugus,dan semua anggota harus benar benar ikut terlibat didalam
menganalisis penyebabnya.
ü Harus didapatkan banyak ide penyebab
ü Proses pelaksanaan mengeluarkan ide
secara bebas berdasar.
ü Tidak diperkenankan untuk mengkritik
ü Penyebab harus terkumpul dulu sebelum
seseorang mengambil tindakan pemecahan. Seringkali semua informasi ide ditulis
pada sebuah papan tulis yang besar dan disajikan untuk mempertimbangkan dalam
waktu beberapa hari guna memberikan kesempatan kepada mereka untuk menambah
beberapa penyebab yang mungkin masih ada pada diagram tersebut seperti yang
terlintas dalam benak anggota gugus.
ü Para anggota diminta untuk memberi
tanda atau memilih penyebab yang mereka rasakan penting.
D. Cara Menganalisis
dengan Diagram Fishbone
Dalam hal melakukan Analisis Fishbone,
ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yakni
1. Menyiapkan sesi analisa tulang ikan .
2. Mengidentifikasi akibat atau masalah.
3. Mengidentifikasi berbagai kategori
sebab utama.
4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan
cara sumbang saran.
5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab
utama
6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab
yang paling mungkin
Fungsi
penggunaan analisis adalah :
· Untuk mengenal
sebab yang penting
· Untuk memahami
semua akibat dan penyebab
· Untuk
membandingkan prosedur kerja
· Untuk menemukan
pemecahan yang tepat
· Untuk
memecahkan hal apa yang harus dilakukan
· Untuk
mengembangkan proses
E.
Faktor-Faktor dalam Analisis Diagram Fishbone
Berikut diberikan contoh yang bisa dijadikan panduan
untuk merumuskan faktor-faktor dalam mengawali pembuatan Diagram Cause and
Effect :
Ø Faktor Utama atau Primer
Tuliskan penyebab-penyebab utama atau primer, serta
penyebab-penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran
besar.
Contoh:
a) The 4 M’s (digunakan untuk perusahaan manufaktur)
1.
Machine
(Equipment),
2.
Method
(Process/Inspection)
3.
Material
(Raw,Consumables etc.)
4.
Man power.
b) The 8 P’s (digunakan pada industri jasa)
1.
People
2.
Process
3.
Policies
4.
Procedures
5.
Price
6.
Promotion
7.
Place/Plant
8.
Product
c) The 4 S’s (digunakan pada industri jasa) :
1.
Surroundings
2.
Suppliers
3.
Systems
4.
Skills
d) 4 P (pendekatan manajemen pemasaran)
1.
Price
2.
Product
3.
Place
4.
Promotion
Ø Faktor Sekunder
Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi
penyebab-penyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder
itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran sedang.
Ø Faktor Tersier
Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi
penyebab-penyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta
penyebab-penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.
Ø Faktor atau Item Terpenting
Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan
tandailah faktor-faktor penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh
nyata terhadap karakteristik kualitas.
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari suatu
masalah yang sedang dikaji kita dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
berikut :
1. Apakah penyebab
itu? Mengapa kondisi atau penyebab itu terjadi?
2. Bertanya
“Mengapa” beberapa kali (konsep five whys) sampai ditemukan penyebab
yang cukup spesifik untuk diambil tindakan peningkatan. Penyebab-penyebab
spesifik itu yang dimasukkan atau dicatat ke dalam diagram sebab-akibat.
F. Manfaat Diagram
Fishbone
Fungsi
dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang
mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar
penyebabnya . Sering dijumpai orang mengatakan “penyebab yang mungkin” dan
dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa adalah
nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan memberikan hasil yang
diinginkan.
Pada dasarnya diagram Fishbone dapat
dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut :
Ø Membantu mengidentifikasi akar penyebab
dari suatu masalah
Ø Membantu membangkitkan ide-ide untuk
solusi suatu masalah
Ø Membantu dalam penyelidikan atau
pencarian fakta lebih lanjut
Ø Mengidentifikasi tindakan (bagaimana)
untuk menciptakan hasil yang diinginkan
Ø Membahas issue secara lengkap dan rapi
Ø Menghasilkan pemikiran baru
Jadi ditemukannya diagram Fishbone ini
memberikan kemudahan dan menjadi bagian penting bagi penyelesaian masalah yang
mucul bagi perusahaan.
Penerapan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat
menemukan akar “penyebab” terjadinya. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah
diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah
dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan
kita untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar”
permasalahan sebenarnya.
Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone
kita terlebih dahulu harus melihat, di departemen, divisi dan jenis usaha apa
diagram ini digunakan. Perbedaan departemen, divisi dan jenis usaha juga akan
mempengaruhi sebab-sebab yang berpengaruh signifikan terhadap masalah yang
mempengaruhi kualitas yang nantinya akan digunakan.
G. Kelebihan dan Kekurangan Diagram FishBone
Ø Kelebihan Fishbone diagram adalah
dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di
dalamnya dapat menyumbangkan saran yang mungkin menjadi penyebab masalah
tersebut.
Ø Kekurangan Fishbone diagram adalah
opinion based on tool dan di design membatasi kemampuan tim / pengguna
secara visual dalam menjabarkan masalah yang mengunakan metode “level
why” yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan benar – benar besar
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan
untuk memilih penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut
Untuk lebih jelasnya, saya akan menguraikan prosedur atau
langkah-langkah pembuatan fishbone diagram di bawah ini.
Pembuatan fishbone diagram
kemungkinan akan menghabiskan waktu sekitar 30-60 menit dengan peserta terdiri
dari orang-orang yang kira-kira mengerti/paham tentang masalah yang terjadi,
dan tunjuklah satu orang pencatat untuk mengisi fishbone diagram.
Alat-alat yang perlu disiapkan adalah: flipchart atau whiteboard
dan marking pens atau spidol.
Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah
- Sepakati sebuah pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan masalah ini diinterpretasikan sebagai “effect”, atau secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”.
- Tuliskan masalah tersebut di tengah whiteboard di sebelah paling kanan, misal: “Bahaya Potensial Pembersihan Kabut Oli”.
- Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan buat panah horizontal panjang menuju ke arah kotak (lihat Gambar 1).
Gambar
1. Pembuatan Fishbone Diagram —
Menyepakati Pernyataan Masalah
Langkah 2: Mengidentifikasi kategori-kategori
- Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai “cause”, atau secara visual dalam fishbone seperti “tulang ikan”.
- Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini antara lain:
- Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:
- Machine (mesin atau teknologi),
- Method (metode atau proses),
- Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi),
- Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya),
- Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan
- Milieu / Mother Nature (lingkungan).
- Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:
- Product (produk/jasa),
- Price (harga),
- Place (tempat),
- Promotion (promosi atau hiburan),
- People (orang),
- Process (proses),
- Physical Evidence (bukti fisik), dan
- Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas).
- Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:
- Surroundings (lingkungan),
- Suppliers (pemasok),
- Systems (sistem),
- Skills (keterampilan), dan
- Safety (keselamatan).
- Kategori di atas hanya sebagai saran, kita bisa menggunakan kategori lain yang dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya sekitar 4 sampai dengan 6 kategori. Kategori pada contoh ini lihat Gambar 2.
Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial
dengan cara brainstorming
- Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
- Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana sebab tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan, misal: “Mengapa bahaya potensial? Penyebab: Karyawan tidak mengikuti prosedur!” Karena penyebabnya karyawan (manusia), maka diletakkan di bawah “Man”.
- Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis diagonal.
- Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang” lebih kecil (sub-sebab) keluar dari garis horisontal tadi, misal: “Mengapa karyawan disebut tidak mengikuti prosedur? Jawab: karena tidak memakai APD” (lihat Gambar 3).
- Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan beberapa kategori.
Gambar
3. Pembuatan Fishbone Diagram —
Menemukan Sebab-Sebab Potensial
Langkah 4: Mengkaji dan menyepakati
sebab-sebab yang paling mungkin
- Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua sebab-sebab dan sub-subnya.
- Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin.
- Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling memungkinkan) dan tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?”
- Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi.
- Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau sudah sampai ke situ sebab pokok telah terindentifikasi.
- Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone diagram (lihat Gambar 4).
Gambar
4. Pembuatan Fishbone Diagram —
Melingkari Sebab yang Paling Mungkin
Diskusi selama sesi brainstorming hendaknya
dirangkum, seperti terlihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1
Rangkuman diskusi pada sesi brainstorming fishbone diagram
Rangkuman diskusi pada sesi brainstorming fishbone diagram
Possible Root Cause
|
Discussion
|
Root Cause?
|
MAN
|
||
Kemampuan karyawan
melakukan tugas (cedera lama, fisik)
|
Cedera personil
teridentifikasi saat briefing K3*. Pelaksanaan tugas tidak tergantung pada
fisik.
|
N
|
Tidak tahu prosedur K3
|
Awareness training di OJT sudah disediakan
|
N
|
Tidak mengikuti
prosedur K3
|
Karyawan baru di-briefing K3 dan sistem penalti
|
N
|
Tidak menghadiri
training K3
|
Pelatihan K3 diberikan
dalam orientasi dan OJT
|
N
|
MACHINE / TOOLS
|
||
Tinggi tempat kerja
rendah
|
Bukan akar masalah
jika metode dapat diubah
|
N
|
Part sudah usang
|
Tidak ada part usang menyebabkan insiden
|
N
|
Tidak ada tanda bahaya
|
Tanda bahaya sudah ada
|
N
|
METHOD
|
||
Prosedur tidak
diperbaharui
|
Review prosedur rutin
setahun sekali
|
N
|
Tidak ada prosedur K3
|
Prosedur meliputi
prosedur K3 untuk semua kegiatan
|
N
|
Prosedur K3 salah
|
Prosedur sudah
ditinjau oleh supervisor, manajer, dept. head
|
N
|
Prosedur K3
membingungkan
|
Prosedur sudah
ditinjau oleh supervisor, manajer, dept. head
|
N
|
Prosedur terlalu manual
|
Bag dipegang operator, perlu
memastikan tidak ada kebocoran oli, dll.
|
Y
|
Tidak ada komunikasi
K3
|
Disertakan dalam OJT
|
N
|
MATERIAL
|
||
APD** yang salah
|
Verifikasi dengan
vendor sebelum membeli
|
N
|
Material yang tidak bisa diandalkan
bahan (bag kimia)
|
Bag plastik rentan robek bila
menyentuh objek tajam
|
Y
|
Kualitas rendah (pipa,
APD, bag kimia)
|
Verifikasi dengan
vendor sebelum membeli
|
N
|
Material yang
digunakan salah (pipa, APD, bag kimia)
|
Verifikasi dengan
vendor sebelum membeli
|
N
|
Tidak ada APD yang
disediakan
|
APD sudah disediakan
untuk semua aktivitas berbahaya
|
N
|
ð K3 = Kesehatan dan Keselamatan Kerja
ð APD =
Alat Pelindung Diri
Dari contoh di atas, fishbone diagram dapat menemukan
akar permasalahan, yaitu kabut oli selama ini dibersihkan dengan ditampung di bag
plastik yang rentan robek dan selama tidak ada bag plastik ada
kemungkinan oli menetes jika kran rusak, solusi bisa dengan menambahkan containment
tray atau safety cabinet yang permanen menempel pada pipa.
Jika masalah rumit dan waktunya memungkinkan, kita bisa
meninggalkan fishbone diagram di dinding selama beberapa hari untuk
membiarkan ide menetas dan membiarkan orang yang lalu lalang turut
berkontribusi. Jika fishbone diagram terlihat timpang atau sempit,
kita bisa mengatur ulang fishbone diagram dengan kategori sebab
utama yang berbeda. Kunci sukses fishbone diagram adalah terus bertanya
“Mengapa?”, lihatlah diagram dan carilah pola tanpa banyak bicara, dan libatkan
orang-orang di “grass root” yang terkait dengan masalah karena biasanya mereka
lebih mengerti permasalahan di lapangan.
TUGAS SIM { Sistem Informasi Manajemen }
Link 12bet Casino: 100% up to €500 + 200 free spins - Vie
BalasHapusLink 12bet is a relatively link 12bet new online casino 코인카지노 that was launched in 샌즈카지노 2019, and now comes packed with a new range of games to choose from.